Minggu, 01 Mei 2011

Laporan kimor-Karbohidrat


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Setiap hari manusia akan beraktivitas dimana manusia memerlukan sejumlah energi untuk beraktivitas. Energi tersebut manusia peroleh dari mengkonsumsi makanan yang pada umumnya berasal dari tumbuhan dan porsinya sebaiknya mengandung 25% karbohidrat. Selain mengandung zat yang dapat membuat rasa kenyang, karbohidrat merupakan penyumbang kalori terbesar selain lemak. Sebagian dari karbohidratjuga kita butuhkan dalam mempermudah proses pencernaan kita contohnya selulosa dan zat ini hanya ditemukan pada tumbuhan. Oleh karena itu, betapa pentingnya karbohidrat dalam memenuhi kebutuhan kita khususnya dalam beraktivitas. Sebagai penghasil energi, karbohidrat pasti kita butuhkan sekecil apapun aktivitas dalam tubuh.
   Perkataan karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus umumnya dikenal sebagai Cx(H2O)n. Karbohidrat meliputi zat- zat yang terdapat di alam dan sebagian besar berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Karbohidrat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu monosakarida ialah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi, oligosakarida mengandung sekurang-kurangnya dua dan biasanya tidak lebih dari beberapa unit monosakarida yang bertautan, dan polisakarida yang mengandung banyak unit monosakarida, Berdasarkan teori tersebut maka dilakukanlah percobaan ini.
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1.    Bagaimana sifat-sifat golongan karbohidrat ?
2.    Bagaimana perubahan yang terjadi ketika larutan glukosa direaksikan dengan larutan perak beramoniak, larutan fehling, dan benedict ?
3.    Bagaimana perubahan yang terjadi ketika larutan sukrosa direaksikan dengan larutan perak beramoniak, dan benedict ?
4.    Bagaimana perubahan yang terjadi ketika larutan amilum direaksikan dengan yodium  dan hidrolisis amilum ?
C.    Maksud Praktikum
Maksud dari percobaan ini adalah mempelajari beberapa sifat-sifat dari golongan karbohidrat.
D.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.    Menentukan reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak
2.    Menentukan reaksi glukosa dengan larutan fehling
3.    Menentukan reaksi glukosa dengan uji benedict
4.    Menentukan reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
5.    Menentukan reaksi sukrosa dengan uji benedict
6.    Menentukan reaksi amilum dengan yodium
7.    Menentukan hidrolisis amilum dengan HCl
E.     Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum karbohidrat ini adalah kita dapat membedakan penggolongan dari karbohidrat yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.












BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Teori Umum
Karbohidrat merupakan salah satu golongan utama bahan organik yang terdapat di alam. Karbohidrat terdapat di semua bagian bahan sel baik sebagai komponen struktur maupun sebagai komponen berfungsi. Bobot kering tumbuh-tumbuhan secara khas terdiri atas 50 – 80% karbohidrat polimer selulosa bersama dengan bahan struktur sejenis. Karbohidrat adalah tulang punggung struktur asam nukleat, RNA dan DNA dan merupakan gula yang memberikan cadangan energi yang diperoleh dari matahari untuk fotosintesis. Isolasi, pemurnian dan pengubahan karbohidrat merupakan dasar banyak industri penting, kayu adalah bahan bangunan utama di hampir seluruh bagian dunia. Kayu jika diubah secara kimia melalui proses pembuatan pulp, menjadi sumber kertas. Gula dan produk pati yang didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan berperan utama dalam nutrisi dan industri bahan makanan sejenis (Pine, dkk., 1988).
Karbohidrat sederhana dapat dipandang sebagai polihidroksi aldehida dan keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu gula mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun, bila gula tersebut mempunyai gugus keto, gula tersebut merupakan suatu ketosa. Suatu monosakarida dikenali dari jumlah atom karbon yang dikandungnya. Monosakarida yang paling banyak dijumpai dalam makanan kita adalah heksosa yaitu glukosa dan fruktosa (Bresnick, 1994).
   Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia, hampir 80 % dari yang didapat oleh tubuh manusia terutama bangsa-bangsa yang ada di Asia Tenggara berasal dari karbohidrat. Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori, namun bila dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain daripada itu ada beberapa golongan karbohidrat yang menghasilkan serat-serat yang berguna bagi pencernaan. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menetukan karakteristik bahan makanan, misalnya dalam hal rasa, warna tekstur da lain-lain (Sultanry dan Kuseger, 1985).
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbondioksida atmosfer menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Gula lain, yakni glukosa merupakan komponen penting dalam darah. Kata karbohidrat timbul karena rumus molekul senyawa ini dapat dinyatakan sebagai hidrat dari karbon. Contohnya glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6 yang dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Meskipun jenis rumus ini tidak berguna dalam mempelajari kimia karbohidrat, nama kuno ini tetap dipertahankan (Hart,  2003).
Selain glukosa, fruktosa dan galaktosa juga jenis monosakarida. fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff dalam asam HCl. Galaktosa jarang terdapat bebas di alam dan biasanya terdapat dalam bentuk laktosa. Rasanya kurang manis dan kurang larut dalam air. Galak tosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (Poedjiadi, 1994).
   Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain, misalnya buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Molekul sukrosa tidak mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai gugus –OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu. Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Maltosa juga merupakan disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis daripada sukrosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim (Poedjiadi, 1994).
   Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan a 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga mengahsilkan glukosa (Poedjiadi, 1994).



B.    Uraian Bahan atau Sampel
1.     AgNO3   (Dirjen POM, FI III, 1979: 97)
a.      Nama Resmi        : ARGENTII NITRI
b.      Nama Lain           : perak nitrat
c.      RM/BM                  : 169 ,87 / AgNO3 
d.      Pemerian             : hablur transparant, serbuk hablur putih.
e.      Kelarutan             : sangat mudah larut dalam air, dalam etanol (95) P
f.       Penyimpanan     : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
g.      Kegunaan            : anti septikum ekstern
2.     Air Suling (Dirjen POM, FI III, 1979: 96)
a.      Nama Resmi        : AQUA DESTILLATA
b.      Nama Lain           : Air Suling / aquadest
c.      RM/BM                  : H2O / 18,02
d.      Pemerian             : Cairan jernih, Tidak berwarna, dan tidak berbau.
e.      Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik
f.       Kegunaan            : sebagai pereaksi
3.     Amilum ( Dirjen POM , FI III, 1979 : 93)
a.      Nama Resmi        : Amylum oryzae
b.      Nama Lain           : Pati beras
c.      Pemerian             : Serbuk sangat halus; putih; tidak berbau; tidak berasa
d.      Kelarutan             : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95) P
e.      Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering
f.       Kegunaan            : sebagai pereaksi
4.     Amonia ( Dirjen POM, FI III, 1979 : 86 )
a.      Nama resmi         :  Ammonia
b.      Nama lain            :  Amonia
c.      RM/BM                  :  NH4OH
d.      Pemerian             : Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas, menusuk kuat.
e.      Kelarutan             :  Mudah larut dalam air.
f.       Penyimpanan     :  Dalam wadah tertutup rapat
5.     Benedict
Terdiri dari Cu2+ dan ion strat atau Cu0 saja
6.     HCl (Dirjen POM, FI III, 1979: 53)
a.      Nama resmi         : Acidum hydrochloridum
b.      Nama lain            : Asam klorida
c.      Rumus molekul  : HCl
d.      Berat molekul      : 36,46 g/mol
e.      Rumus struktur   : H―Cl
f.       Pemerian             : Tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang
g.      Kelarutan             : Sangat larut dalam air
h.     Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat
i.       Kegunaan            : Pereaksi
7.     NaOH (Dirjen POM, FI III, 1979: 589)
a.      Nama resmi         : Natrii Hydroxidum
b.      Nama lain            : Natrium Hidroksida
c.      Rumus molekul  : NaOH
d.      Berat molekul      : 40,00 g/mol
e.      Pemerian             : Putih atau praktis putih, massa melebur,berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab
f.       Kelarutan             : Mudah larut dalam air dan etanol
g.      Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat
h.     Kegunaan            : Sebagai pereaksi
8.     Fehling A (Dirjen POM, FI III, 1979: 692)
a.      Nama resmi         : FEHLING A
b.      Kandungan         : CuSO4.5H2O 34,64 g, H2SO4 pekat 6,5 ml dan aquadest 500 ml
c.      Pemerian             : Cairan berwarna biru, tidak berbau
d.      Kelarutan             : Mudah larut dalam air
e.      Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik
f.       Kegunaan            : Sebagai oksidator
9.     Fehling B (Dirjen POM, FI III, 1979: 692)
a.      Nama resmi         : FEHLING B
b.      Kandungan         : k.Na tertrat 176 g, NaOH 77 g, aquadest 500ml
c.      Pemerian             : Cairan tidak berwarna, tidak berbau
d.      Kelarutan             : Mudah larut dalam air
e.      Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup rapat
f.       Kegunaan            : Sebagai oksidator
10.  Glukosa (Dirjen POM , FI III, 1979 : 268)
a.      Nama Resmi        : Glukosum
b.      Nama Lain           : Glukosa
c.      RM / BM                : C612O6  / 198,17
d.      Pemerian             : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis
e.      Kelarutan             : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air  mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95) P. mendidih
f.       Penyimpanan     : dalam wadah tertutup rapat
g.      Kegunaan            : sebagai pereaksi
11.  Iod (Dirjen POM,FI III,1979 : 684)
a.      Nama resmi         : IODIUM
b.      Nama lazim          : Iod
c.      Rumus molekul  : I2
d.      Berat molekul      : 132,65
e.      Pemerian             : hablur mengkilat dan berwarna jingga merah
f.       Kelarutan             : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam Eter P.
g.      Penyimpanan     : Dalam wadah  tertutup rapat
h.     Kegunaan            : Sebagai zat tambahan
12.  Sakarosa ( Dirjen POM , FI III , 1979 :725)
a.      Nama Resmi        : Sakarosa
b.      Nama Lain           : Sukrosa
c.      RM / BM                : C12H22O11 / 342,20
d.      Pemerian             : hablur tidak berwarna atau massa hablur atau serbuk warna putih; tidak berbau; rasa manis
e.      Kelarutan             : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian etanol (95) P
f.       Kegunaan            : Sebagai sampel
C.    Prosedur Kerja
Prosedur Kerja (Anonim : 2011)
A.   Monosakarida
1.    Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M tambahkan (NH4OH) sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan glukosa 10 %. Kocok dan masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas yang berisi air panas selama beberpa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2.    Reaksi glukosa dengan larutan fehling
Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B kocok, tambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama 1 menit. Amati perubahan yang terjadi.
3.    Uji Benedict
Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan Benedict. Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10 % . Masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
B.   Disakarida
1.    Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M tambahkan (NH4OH) sampai endapan yang terbentuk tepat melarut lagi. Selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10 %. Kocok dan masukkan tabung reaksi ini ke dalam gelas yang berisi air panas selama beberpa menit. Amati perubahan yang terjadi.
2.    Uji benedict
Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan Benedict. Tambahkan 1 ml larutan sukrosa 10 %. Masukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air mendidih selama 5 menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
C.   Polisakarida
1.    Reaksi amilum dengan yodium
Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml amilum 2 %. Tambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi, panaskan tabung reaksi selama beberapa menit. Dinginkan, amati perubahan yang terjadi.
2.    Hidrolisis amilum
Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2%, tambahkan 10 tetes HCl pekat. Panaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa menit. Tambahkan bebeberapa tetes NaOH 10 % , sampai larutan bersifat basa. Ambil 3 ml larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain dan tambhankan 2 ml larutan benedict panaskan diatas air mendidih selama 5 ml menit. Amati perubahan yang terjadi.
























BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.     Alat Yang Dipakai
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, batang pengaduk, panci, lampu spirtus, pipet volume, bulk, dan rak tabung.
B.    Bahan Yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu  Glukosa, Sukrosa, Amilum, Amonium hidroksida (NH4OH), Iodium, Benedict, Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Perak nitrat (AgNO3), dan Pereaksi Fehling ( A dan B).
C.    Cara Kerja
A.   Monosakarida
1.    Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan AgNO3 0,1 M. Ditambahkan 1 ml larutan NH4OH. Ditambahkan NH4OH berlebih ke dalam tabung reaksi hingga endapan yang terbentuk melarut kembali. Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Dihomogenkan. Dimasukkan di dalam gelas kimia yang berisi air panas. Diamati perubahan yang terjadi.
2.    Reaksi glukosa dengan larutan fehling
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml fehling A dan 1 ml ml fehling B. Ditambahkan 1 ml glukosa 10 %. Dimasukkan di dalam gelas kimia yang berisi air panas.Diamati perubahan yang terjadi.
3.    Uji Benedict
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml larutan benedict. Ditambahkan 1 ml glukosa 10 %. Dimasukkan ke dalam gelas kimia selama 5 menit. Diamati perubahan yang terjadi.
B.   Disakarida
1.    Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 M. Ditambahkan 1 ml NH4OH. Ditambahkan NH4OH berlebih hingga endapan yang terbentuk melarut kembali. Ditambahkan sukrosa 10 % . Dihomogenkan. Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air panas. Amati perubahan yang terjadi.
2.    Uji Benedict
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml larutan benedict. Ditambahkan 1 ml sukrosa 10 %. Dimasukkan ke dalam gelas kimia selama 5 menit. Diamati perubahan yang terjadi.
C.   Polisakarida
1.    Reaksi amilum dengan yodium
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3 ml amilum 2 %. Ditambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 M. Diamati perubahan yang terjadi. Dipanaskan tabung reaksi selama beberapa menit. Didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi.
2.    Hidrolisis amilum
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum 2 %. Ditambahkan 10 tetes HCl pekat. Dipanaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa menit. Ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 M hingga larutan menjadi basa. Diambil 3 ml larutan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain. Ditambahkan 2 ml larutan benedict. Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air panas, Diamati perubahan yang terjadi.



















BAB VI
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.     Hasil Praktikum
1.     Tabel Hasil Pengamatan
A.     Monosakarida
1.      Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
AgNO3 + sedikit NH4OH
Membentuk endapan hitam
AgNO3  + kelebihan NH4OH
Larutan berwarna hitam dan endapan hitam yang terbentuk melarut kembali
AgNO3 + NH4OH + glukosa
Terbentuk cermin perak setelah diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas.




2.      Reaksi glukosa dengan larutan fehling
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Fehling A + Fehling B
Larutan berwarna biru tua
Fehling + Glukosa
Larutan berwarna merah bata dan membentuk endapan merah bata setelah dilakukan disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas.

3.      Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Benedict + glukosa
Sebelum disimpan dalam gelas kimia yang berisi air panas larutan berwarna biru dan setelah disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas larutan menjadi warna merah bata.

B.     Disakarida
1.      Reaksi sukrosa dengan perak beramoniak
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Larutan perak beramoniak
Membentuk endapan hitam
Sukrosa
Larutan berwarna abu-abu

2.      Uji Benedict
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Benedict + sukrosa

Sebelum disimpan dalam gelas kimia yang berisi air panas larutan berwarna biru sedangkan larutan menjadi warna merah bata dan membentuk endapan merah bata setelah disimpan di dalam gelas kimia yang berisi air panas.

C.    Polisakarida
1.      Reaksi amilum dengan yodium
Zat-zat yang direaksikan
Warna endpana/larutan
Larutan amilum
Larutan berwarna putih
Amilum + I2
Larutan berwarna biru tua
Amilum + I2 + pemanasan
Larutan berwarna biru tua
Setelah didinginkan
Larutan berwarna biru tua

2.      Hidrolisis amilum
Zat-zat yang direaksikan
Warna endapan/larutan
Larutan amilum
Larutan berwarna putih keruh
Amilum + HCl pekat
Tidak terjadi perubahan
Amilum + HCl + NaOH
Larutan tetap dan tidak mengalami perubahan
+ Benedict
Pada saat ditambahkan pereaksi Benedict akan terbentuk gelembung gas dan larutan menjadi biru muda. Setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan


2.     Reaksi
A. Monosakarida
1. Reaksi glukosa dengan perak beramoniak
      2AgNO3 + 2NH4OH                       2 AgOH ↓ putih + 2NH4NO3
      2 Ag2O + NH4OH                     2 Ag (NH3) OH + H2O


2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling


3. Reaksi glukosa dengan pereaksi Benedict


B.Disakarida
1.     Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

 


2.     Uji Benedict

                                                                                                                      Merahbata                                                             
C.   Polisakarida
1.    Reaksi Amilum dengan iodium sebelum dipanaskan




             Reaksi Amilum dengan Iodium setelah dipanaskan





C.    Pembahasan
Pada percobaan ini, akan dilihat reaksi dari masing-masing reaksi dari penggolongan karbohidrat dengan pereaksinya, seperti pereaksi Tollens (perak beramoniak), pereaksi Fehling, pereaksi Benedict, reaksi dengan iodium, dan hidrolisis polisakarida.
a.    Monosakarida
 Glukosa direaksikan dengan larutan fehling A dan Fehling B dan menghasilkan larutan berwarna biru. Namun setelah dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena larutan Fehling yang terdiri dari campuran cupri sulfat, Na-kalium tartrat dan natrium hidroksida dengan gula reduksi  yang dipanaskan akan membentuk endapan yang berwarna hijau, kuning orange atau merah, tergantung dari macam gula reduksinya. Ketika glukosa direaksikan dengan Tollens terbentuk endapan cermin perak, hal ini disebabkan karena pereaksi Tollens yang mengandung perak nitrat bereaksi positif dengan glukosa dan setelah dipanaskan glukosa akan mereduksi Ag2+ menjadi Ag+ dan menghasilkan endapan yang menempel pada dinding tabung, yaitu endapan cermin perak. Ketika glukosa direaksikan dengan Benedict  dan menghasilkan endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan dihasilkan endapan merah dari kupro oksida.
b.    Disakarida
Sukrosa direaksikan dengan Tollens terbentuk endapan cermin perak, hal ini disebabkan karena pereaksi Tollens yang mengandung perak nitrat bereaksi positif dengan glukosa dan setelah dipanaskan glukosa akan mereduksi Ag2 menjadi Ag+ dan menghasilkan endapan yang menempel pada dinding tabung, yaitu endapan cermin perak. Sedangkan ketika direaksikan dengan Benedict  dan menghasilkan endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan dihasilkan endapan merah dari kupro oksida.
c.    Polisakarida
Amilum direaksikan dengan larutan iodium dihasilkan larutan dan endapan biru tua, kemudian bening, dan kembali menjadi biru tua. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan literatur/teori yang ada  bahwa karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodium dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya, yaitu amilosa dengan iodium akan menghasilkan larutan berwarna biru, amilopeptin akan berwarna merah violet, dan glikogen  maupun dextrin akan menghasilkan warna coklat. Pada reaksi hidrolisa amilum akan menghasilkan endapan merah bata. Selanjutnya untuk reaksi amilum dengan pereaksi Benedict, maka akan dihasilkan larutan biru muda.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa:
1.    Pada monosakarida, glukosa bereaksi positif dengan pereaksi Fehling dan Benedict menghasilkan endapan merah bata , dengan pereaksi Tollens menghasilkan endapan cermin perak.
  1.  Pada disakarida, sukrosa bereaksi dengan AgNO3 dan membentuk endapan cermin perak. Pada uji benedict menghasilkan endapan merah bata.
  2. Pada polisakarida (amilum) yang bereaksi dengan yodium akan membentuk larutan biru kehitaman sedangkan uji hidolisis amilum terbentuk larutan bening jika direaksikan dengan HCl dan NaOH, sedangkan jika direaksikan dengan benedict menjadi larutan biru tua.
B.    Saran
Sebaiknya koordinator bahan sudah menyiapkan bahan sebelum praktikum agar praktikum berjalan cepat.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2011.  Penuntun Kimia Organik. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta

Bresnick, S. D., 1994, Intisari Kimia Organik, Lippincott Williams & Wilkins Inc. USA.

Hart, H., 2003, Kimia Organik: suatu kuliah singkat, Erlangga, Jakarta.

Pine, S. H., J. B. Hendrickson, D. J. Cram, dan G. S. Hammond, 1988, Kimia Organik 2 edisi keempat, ITB, Bandung.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Sultanry & Kaseger, 1985, Kimia Pangan, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur, Makassar.