Minggu, 01 Mei 2011

Laporan Kimia organik-aldehid dan keton


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-CO-R’. Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup. Seperti gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton. Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum.

Aldehida dan keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer, sedang keton dari alkohol sekunder.
Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah satu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya.
B.   Rumusan Masalah
1.     Apa perbedaan dari senyawa aldehid dan keton?
C.   Maksud Percobaan
Maksud percobaan praktikum ini adalah membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.
D.   Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan praktikum ini adalah:
1.    Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan perubahan warna, bau dan kelarutan.
2.    Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dari penambahan dengan air.
3.    Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dari penambahan KmnO4.
4.    Menentukan perbedaan aldehid dan keton berdasarkan reaksi dengan reaksi fehling A dan fehling B.


E.     Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari praktikum aldehid dan keton ini adalah kita dapat membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Teori umum
Aldehid dan keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon,hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer, seangkan katon dari alkohol sekunder. (Besari, ismail. 1982)
            Aldehida dan keton mempunyai atom karbon yang membentuk ikatan rangkap dua (−C = O), disebut gugus karobonil, maka kedua senyawa tersebut mempunyai sifat kimia yang hampir sama. (Besari, ismail. 1982)
            Suatu aldehida atau keton dapat direduksi menjadi suatu alkohol, suatu hidrokarbon atau suatu amina. Produk reduksi ini bergantung pada bahan pereduksi dan pada struktur senyawaan karbonil. (Fessenden, Ralph J. 1984)
Tata nama Aldehida: (Besari, ismail. 1982)
1.    Aldehida apabila dioksidasi menghasilkan asam karboksilat maka dapat dinamakan sama dengan nama asamnya dimana kata asam dihilangkan dan diberi akhiran aldehida.
2.    Aldehida namanya sesuai dengan nama alkananya dengan menambah huruf “L” dibelakang nama alkananya.
Tata nama Keton: (Besari, ismail. 1982)
1.    Gugus karbonil pada keton sering disebut gugus keton maka nama keton dapat dengan menyebut nama gugus-gugus alkil yang terikat pada gugus karbonil diikuti dengan nama keton.
2.    Tata nama menurut IUPAC.
a.    Menentukan rantai karbon yang terpanjang yang mengandung gugus keton, yang diberi nama sesuai dengan nama alkananya diberi akhiran “on”.
b.    Memberikan angka pada rantai pokok dimulai dari ujung yang dekat dengan letak gugus karbonilnya.
c.    Dibelakang nama diberi angka sesuai dengan nomor letak gugus karobnilnya.
            Aldehid dan keton karena mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan. Formaldehid adalah suatu gas yang baunya juga sangat merangsang, tetapi aldehida dengan atom karbon lebih dari dua baunya sangat enak, kebanyakan terdapat dalam bunga yang dikenal sebagai minyak aeteris (minyak terbang/minyak yang mudah menguap). (Besari, ismail. 1982)
            Keton tak mudah dioksidasi, mengenai kekecuali tetapi aldehida sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Hampir reagen apa saja yang mengoksidasi suatu alkohol juga mengoksidasi suatu aldehida. Garam permanganat dan dikromat merupakan bahan pengoksidasi yang populer, tetapi bukanlah satu-satunya reagensia yang dapat digunakan. (Fessenden, Ralph J. 1984)
            Keton dengan atom karbon 13 kebawah berupa larutan yang baunya enak, sedang yang beratom karbon lebih dari 13 berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau. Hanya aldehida dan keton dengan rantai karbon pendek sedikit larut dalam air, sedang yang berantai karbon panjang larut dalam pelarut organik. (Besari, ismail. 1982)
            Aldehida dan keton yang sering dijumpai, seperti Formaldehida adalah aldehida yang paling sederhana, dibuat secara besar-besaran oksidasi. Asetaldehida mendidih mendekati suhu 20oC. Dulu, asetaldehida dibuat melalui asetilen, sekarang umumnya diproduksi melalui proses wacker, yang melibatkan oksidasi selektif dengan katalis paladium tembaga. Aseton, keton yang paling sederhana, juga dibuat besar-besaran, 2 juta ton setahun. (Hart, Horald. 1987)
Air, seperti alkohol, juga nukleofil oksigen, dan dapat beradisi pada aldehida dan keton melalui reaksi balik. Misalnya, formaldehida dalam air berada dalam bentuk hidratnya. Tetapi untuk kebanyakan aldehida atau keton, hidrat tidak dapat diisolasi karena mudahnya unsur air dan membentuk senyawa karbonil kembali. (Hart, Horald. 1987)


B.   Uraian Bahan atau Sampel
1.     Formaldehida (Dirjen POM Farmakope Indonesia Edisi IV: 1157)
a.   Nama resmi            :  Formaldehida
b.  Nama lain               :  Formaldehida
c.   Rumus molekul        :           HCHO
d.  Berat molekul         :  30,03 g/mol
e.  Pemerian                :  Cairan tidak berwarna; uap dapat                                                                                         mengeluarkan air mata
f.    Penyimpanan        :  Dalam wadah tertutup baik
g.  Kegunaan              :  Sebagai pereaksi
2.     Aseton (Dirjen POM Farmakope Indonesia Edisi III: 655)
a.   Nama resmi            :  Acetonum
b.  Nama lain               :  Aseton
c.   Rumus molekul        :           (CH3)2CO      
d.  Berat molekul         :  58,08 g/mol
e.  Pemerian                :  Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap,                                      bau khas, mudah terbakar.
f.    Kelarutan                :  Dapat bercampur dengan air, dengan etanol                                           (95%) P, dengan eter P, dengan kloroform P,                                               membentuk larutan jernih.
g.  Penyimpanan        :  Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api
h.  Kegunaan              :  Sebagai pereaksi

c.   Rumus molekul       :            AgNO3
d.  Berat molekul         : 169,87 g/mol
e.  Pemerian                : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, jadi gelap terkena cahaya
f.    Kelarutan                : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P
g.  Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik
h.  Kegunaan              : Antiseptikum ekstern, kaostikum
6.     Fehling A (Dirjen POM, FI III, 692)
a.  Nama resmi            : FEHLING A
b.  Kandungan            : CuSO4.5H2O 34,64 g, H2SO4 pekat 6,5 ml dan aquadest 500 ml
c.   Pemerian                : Cairan berwarna biru, tidak berbau
d.  Kelarutan                : Mudah larut dalam air
e.  Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik
f.    Kegunaan              : Sebagai oksidator
7.     Fehling B (Dirjen POM, FI III, 692)
a.  Nama resmi            : FEHLING B
b.  Kandungan            : k.Na tertrat 176 g, NaOH 77 g, aquadest 500ml
c.   Pemerian                : Cairan tidak berwarna, tidak berbau
d.  Kelarutan                : Mudah larut dalam air
e.  Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat
f.    Kegunaan              : Sebagai oksidator