Minggu, 01 Mei 2011

laporan kimia organik-Alkohol dan fenol

BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Perbedaan masing-masing antara Alkohol dan fenol dapat ditunjukkan dengan beberapa peraksi seperti peraksi Lucas dan Kromat Anhidrat.Alkohol dan Fenol adalah asam-asam lemah (Alkohol 10-100 kali lebih lemah dari air,fenol 10 kali  lebih kuat dari air). Tentang keasaman ini dapat diketahui dengan penambahan karbonat dan bikarbonat membentuk CO2 yang di tunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung gas.Alkohol bereaksi dengan logam seperti natrium atau kalium dengan membentuk hidrogen bebas dan alkohoida.Alkoksida logam yang larut dalam alkoholnya merupakan basa kuat.sama halnya dengan natrium hidroksida karena keasaman alkohol lebih lemah dari pada air).Sebaliknya Fenol (yang lebih asam dari pada air) dengan natrium atau kalium membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih lemah.
Alkohol merupakan senyawa turunan hidroksi dari alkana dan merupakan turunan senyawa alkil dari air dengan rumus struktur R-OH. Fenol merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksil namun mengikat senyawa yang mengandung gugus hidroksil namun mengikat senyawa aromatik dengan fungsi Ar-OH.
B.   MAKSUD PERCOBAAN
Adapun maksud dari percobaan ini adalah :
· Mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari Alkohol dan Fenol
· Membedakan antara Alkohol Primer,Sekunder,dan Tersier
C.   TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1.      Menetukan kelarutan alkohol dan fenol dalam air dan n-heksana.
2.      Menentukan alkohol primer, sekunder, dan tersier dengan menggunakan pereaksi lucas.
3.      Menentukan reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3 dan NaHCO3.
4.      Menentukan reaksi alkohol dan fenol dengan FeCl3
D.   PRINSIP PERCOBAAN
1.      Menentukan kelarutan methanol, amyl alkohol, dan fenol dalam air dan n-heksana.
2.      Penentuan sifat-sifat alkohol primer (methanol), sekunder (2-propanol) dengan menggunakan pereaksi lucas.
3.      Penentuan reaksi antara amyl alkohol, fenol, dan asam asetat dengan Na2CO3 dan NaHCO3.
4.      Penentuan reaksi antara methanol, amyl alkohol, dan fenol dengan FeCl3.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   TEORI UMUM
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi. Selain dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus alkil, banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon. Seperti air, alkohol adalah asam atau basa sangat lemah. Pada larutan encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama dengan pKa air. Namun dalam keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih lemah daripada air. Hal ini disebabkan karena alkohol mempunyai tetapan elektrik yang rendah. Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Hal ini disebabkan karena anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatif yang disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik (Suminar, 1990).
Alkohol dapat bereaksi dengan logam alkali (natrim dan kalium) menghasilkan alkoksida. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks. Makin besar gugus alkali (R-), makin berkurang kareaktifannya.
Reaksinya adalah:
ROH + Na RONa + ½ H2
ROH + K ROK + ½ H2
Alkohol dengan asam karboksilat atau turunan asam karboksilat membentuk ester dan karboksilat, reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversibel. Untuk memperoleh rendemen yang tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Hal ini dicapai dengan cara menggunakan salah satu zat pereaksi yang mudah secara berlebihan atau membuang salah satu produksi dari campuran reaksi. Reaksinya adalah:
R1 – C – OH + R2OH
1 – C – OR2 + H2O
Gugus OH pada fenol adalah pengarah orto- dan –para pada reaksi substitusi elektrofilik Br- pada posisi orto- dan –para. (Brady, 1986).

Menurut tempat terikatnya gugus –OH alkohol dapat dibagi dalam:
1. Alkohol primer, dimana alkohol mengikat gugus –OH pada atom C primer.
2. Alkohol sekunder, gugus – OH terikat pada atom C sekunder.
3. Alkohol tersier, gugus – OH terikat pada atom C tersier
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol adalah sebagai berikut:
1. Reaksi subsitusi
Reaksi ini dapat terjadi dalam larutan asam sedangkan dalam keadaan netral tidak. Karena gugus pergi haruslah suatu basa yang cukup lemah, jika alkohol pada kondisi netral atau basa adalah suatu basa kuat. Ion yang terbentuk Ion yang terbentuk jika diprotonkan adalah ion oksonium (-OH2+) ini merupakan gugus pergi yang baik dalam asam.
2. Reaksi Eliminasi
Reaksi ini menghasilkan alkena.Karena melepaskan air maka reaksi ini disebut reaksi dehidrasi. Kondisi yang diharapkan dalam reaksi ini adalah asam sehingga hanya menggunakan asam kuat seperti H2SO4.

3. Reaksi Oksidasi
Reaksi ini digunakan untuk membedakan alkohol primer, tersier dan sekunder.(Respati, 1987).











B.      URAIAN BAHAN
1.        Aquadest (Dirjen POM Farmakope Indonesia Edisi III: 96)
Nama resmi           :  AQUA  DESTILLATA
Nama lain              :  Air Suling
RM / BM                : H2O / 18,02
Rumus Struktur      : H-O-H
Pemerian               : cairan jernih , tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai     rasa
Penyimpanan         : Dalam wadah  tetutup baik
2.        Etanol  (Dirjen POM Farmakope Indonesia Edisi III:65)
Nama Resmi          : AETHANOLUM
Nama Lain             : Alkohol,etanol
RM/BM                  : C2H6O/46,068                                            
Rumus Struktur      : CH3-CH2-OH
Pemerian               : Cairan tidak berwarna,mudah, Menguap, bergerak, bau khas, Rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan               : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofrm P dan dalam eter P.
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup
Kegunaan               : Sebagai pereaksi
3.        FeCl3  (Dirjen POM Farmakope Indonesia Edisi III: 659)
Nama Resmi          : FERROSI CHLORIDUM
Nama Lain             : Besi (III) klorida
RM/BM                  : FeCl3/162,5
Rumus struktur      : Cl-Fe-Cl
Pemerian               : Hablur atau serbuk hablur, hitam, kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan               : Larut dalam air,larutan beropalensi berwarna       jingga
Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup
Kegunaan               : Sebagai pereaksi
4.        Methanol (Dirjen POM Farmakope Indonesia Edisi III; 706)
Nama Resmi          : METANOL
Nama  lain             : Metanol
RM/BM                  : CH3OH/34,00
Rumus Struktur      : CH3-OH